Happy New Year 2010

Enter ye in at the strait gate: for wide is the gate, and broad is the way, that leadeth to destruction, and many there be which go in thereat:Because strait is the gate, and narrow is the way, which leadeth unto life, and few there be that find it. (Matthew 7:13-14)

Be part of the few people who find THE RIGHT WAY - HAPPY NEW YEAR 2010

Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7:13-14)

Jadilah bagian dari sedikit orang yang mendapati JALAN YANG BENAR - SELAMAT TAHUN BARU 2010


Merry Christmas 2009


In him was life, and that life was the light of men. The light shines in the darkness, but the darkness has not understood it. (John 1:4-5) LET THE LIGHT OF JESUS LIVED IN ALL OUR HEARTS - Merry Christmas

Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yohanes 1:4-5) BIARLAH TERANG YESUS TINGGAL DI HATI KITA SEMUA - SELAMAT MERAYAKAN HARI NATAL

by: Lives' Reflection ™

Type of Stress

Managing your stress is no easy feat, particularly since there are different types of stress: acute stress and chronic stress. Acute stress results from an acute situation, such as a sudden, unexpected negative event or a difficult task like organizing a wedding or planning for a conference. When the event passes or the task ends, the stress goes away. Acute stress has numerous symptoms: anger or irritability, anxiety, depression, tension headaches or migraines, back pain, jaw pain, muscular tension, digestive problems, cardiovascular problems, and dizziness.

Acute stress can be episodic, meaning that one stressful event follows another, creating a continuous f low of acute stress. Someone who is always taking on too many projects at once may suffer from episodic acute stress, rather than simply acute stress. Workaholics and those with the socalled Type A personality (i.e., perfectionists) are classic sufferers of episodic acute stress.

I sometimes refer to acute stress as the good stress. Often, good things come from this kind of stress, even though it feels stressful or bad in the short term. Acute stress chalxii lenges us to stretch ourselves beyond our capabilities. It is what makes us meet deadlines, push the outside of the envelope, and invent creative solutions to our problems. Consider a few examples of good stress:

• Challenging projects

• Positive life-changing events (moving, changing jobs, or ending unhealthy relationships)

• Confronting fears, illnesses, or people that make us feel bad

These situations can be difficult to endure, but often the outcome is good for us in the long term.

Essentially, whenever a stressful event triggers emotional, intellectual, or spiritual growth, it is a good stress. It is often not the event itself but your response to the event that determines whether it is a good or bad stress. Even the death of a loved one can sometimes lead to personal growth. For example, we may see something about ourselves we did not see before, such as new resilience. In this case, grieving a death can be a good stress, though we are sad in the short term. What I call the bad stress is known as chronic stress. Chronic stress results from boredom and stagnation, as well as prolonged negative circumstances. Essentially, when no growth occurs from the stressful event, it is bad stress. When negative events don’t seem to yield anything positive in the long term, but more of the same, the stress can lead to chronic and debilitating health problems. Some examples of bad stress include stagnant jobs or relationships, disability from terrible accidents or diseases, long-term unemployment, chronic poverty, racism, or lack of opportunities for change. These kinds of situations can lead to depression, low self-esteem, and a host of physical illnesses. In addition to acute and chronic stress, stress can be defined in even more precise ways:

• Physical stress (from physical exertion)

• Chemical stress (from exposure to a toxin in the environment, including from substance abuse)

• Mental stress (from taking on too much responsibility and worrying about all that has to be done)

• Emotional stress (from feelings such as anger, fear, frustration, sadness, betrayal, or bereavement)

• Nutritional stress (from deficiency in certain vitamins or nutrients, overindulgence in fat or protein, or food allergies)

• Traumatic stress (from trauma to the body such as infection, injury, burns, surgery, or extreme temperatures)

• Psychospiritual stress (from unrest in your personal relationships or belief system, personal life goals, and so on—in general, the factors that define whether or not you are happy)

The bottom line is that stress can make you sick. You have to reorganize your priorities so that you can reduce chronic stress as well as to incorporate a few new healing strategies to help combat acute stress. Finding ways to downshift while incorporating hands-on healing herbs and nutrients, inner and outer workouts, and self-care into your daily routine may dramatically reduce your current stresses.

http://e-articles.info



Winner vs Loser

Pada suatu hari saya mengikuti sebuah pelatihan dan di sana terdapat sebuah materi yang memaparkan perbedaan antara seorang pemenang dan pecundang. Di sisi manakah anda berada dan ingin berada?

Pemenang
selalu jadi bagian dari jawaban;
Pecundang selalu jadi bagian dari masalah.

Pemenang
selalu punya program;
Pecundang selalu punya kambing hitam.

Pemenang selalu berkata, "Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda";
Pecundang selalu berkata, "Itu bukan pekerjaan saya."

Pemenang selalu melihat jawaban dalam setiap masalah;
Pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.

Pemenang selalu berkata, "Itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa";
Pecundang selalu berkata, "Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit."

Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, "Saya salah";
Saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, "Itu bukan salah saya."

Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.

Pemenang punya impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.

Pemenang
berkata, "Saya harus melakukan sesuatu";
Pecundang berkata, "Harus ada yang dilakukan."

Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.

Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.

Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.

Pemenang percaya pada menang-menang (win-win);
Pecundang percaya, mereka harus menang, orang lain harus kalah.

Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.

Pemenang seperti thermostat (alat pengatur panas);
Pecundang seperti thermometer (alat pengukur panas).

Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.

Pemenang
menggunakan argumentasi keras tapi kata-kata lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak tapi kata-kata keras.

Pemenang berpegang teguh pada nilai-nilai tapi bersedia kompromi pada hal-hal remeh;
Pecundang berkeras pada hal-hal remeh tapi mengkompromikan nilai-nilai.

Pemenang menganut filosofi empati, "Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda";
Pecundang menganut filosofi, "Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda."

Pemenang membuat sesuatu terjadi;
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.

Pemenang berencana dan mempersiapkan diri untuk menang.
Kata kuncinya adalah persiapan.

(diambil dari buku Karya William Tanuwidjaja)

Air Dan Ikan

Suatu hari, seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai.

Kata Ayah kepada anaknya, " Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati."

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini.

Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, " Hai, tahukah kamu dimana air ? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati."

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, " Dimanakah air ? "

Jawab ikan sepuh, " Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati. "

Apa arti cerita tersebut bagi kita ?

Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya.....

"Kehidupan dan kebahagiaan ada di sekeliling kita dan sedang kita jalani, sepanjang kita mau membuka diri dan pikiran kita, karena saat untuk berbahagia adalah saat ini, saat untuk berbahagia dapat kita tentukan."